Penyebab neurastenia tidak dapat diidentifikasi dengan pasti karena kondisi ini tidak lagi diakui sebagai entitas medis independen dalam panduan diagnostik modern seperti DSM-5. Neurastenia lebih merupakan konsep kesehatan mental yang historis dan memiliki relevansi yang berkurang dalam literatur medis kontemporer. Meskipun demikian, gejala yang dikaitkan dengan neurastenia sering kali dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan fisik dan mental yang berlebihan.
Beberapa faktor yang mungkin berperan dalam gejala yang sering diidentifikasi sebagai neurastenia melibatkan aspek fisik, psikologis, dan lingkungan:
1. Stres Kronis: Stres kronis dapat memainkan peran kunci dalam munculnya gejala neurastenia. Tekanan dan tuntutan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan, gangguan tidur, dan masalah kesehatan mental.
2. Ketidakseimbangan Hidup dan Kerja: Pola hidup yang tidak seimbang, terutama ketika terkait dengan beban kerja yang tinggi atau tekanan untuk mencapai tujuan tertentu, dapat berkontribusi terhadap kelelahan mental dan fisik.
3. Gangguan Kesehatan Mental: Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan neurastenia. Kondisi ini dapat memengaruhi energi, konsentrasi, dan motivasi seseorang.
4. Kondisi Kesehatan Fisik: Beberapa kondisi medis, seperti hipotiroidisme atau anemia, dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental yang serupa dengan gejala neurastenia.
5. Gangguan Tidur: Gangguan tidur seperti insomnia atau sleep apnea dapat menyebabkan kelelahan kronis dan masalah kognitif, mirip dengan apa yang dihubungkan dengan neurastenia.
6. Gaya Hidup dan Kebiasaan: Kurangnya istirahat yang memadai, pola makan yang tidak sehat, konsumsi kafein atau stimulan lainnya secara berlebihan, serta kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan kelelahan dan gangguan kesehatan mental.
7. Faktor Genetik dan Biologis: Meskipun belum ada bukti yang meyakinkan mengenai faktor genetik, beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor biologis dan genetik mungkin memainkan peran dalam rentan seseorang terhadap kondisi kelelahan yang berlebihan.
8. Perubahan Hormonal: Perubahan hormonal, seperti yang terjadi pada wanita selama menstruasi atau menopause, dapat mempengaruhi suasana hati dan tingkat energi, mungkin menyebabkan gejala yang mirip dengan neurastenia.
Penting untuk diingat bahwa gejala yang diasosiasikan dengan neurastenia mungkin lebih baik dijelaskan oleh gangguan kesehatan mental atau fisik yang lebih spesifik. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami gejala yang mencurigakan, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk evaluasi yang tepat dan diagnosis yang akurat. Perawatan dapat melibatkan manajemen stres, konseling, perubahan gaya hidup, dan, jika diperlukan, pengobatan untuk mengatasi masalah yang mendasari dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.