Arsip Tag: kapal tradisional

Gagahnya Kapal Pinisi yang Merupakan Kapal Layar

Gagahnya Kapal Pinisi yang Merupakan Kapal Layar

Perjalanan saya di Sulawesi Selatan diakhiri dengan kunjungan saya ke daerah Tana Beru. Tana Beru ini terkenal sebagai sentral konstruksi kapal pinisi. Disini, saya mencoba mencari beberapa narasumber, tetapi salah satu narasumber yang saya cari sedang berada di luar kota. Akhirnya setelah menelusuri kampung Tana Beru, saya bertemu dengan Pak Basri Madung, salah satu pembuat kapal Pinisi.

“Disini memang sentralnya Mas. Kapal Pinisi diluar sana banyak dibuat disini” ujar Pak Basri.

Kapal Pinisi sendiri memang merupakan kapal layar tradisional asli Indonesia yang berasal dari suku Bugis dan suku Makassar. Kapal Pinisi sudah ada sejak jaman nenek moyang kita. Menurut informasi, kapal Pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an. Umumnya, kapal Pinisi ini memiliki dua tiang utama dan tujuh layar. Tiga di depan, dua di tengah, dan dua di belakang. Menurut Pak Basri, dahulu kala mengapa dibuat 7 layar karena ingin memberi nenek moyang Indonesia mampu mengarungi 7 samudera besar di dunia.

Kapal Pinisi sejatinya hanya mengandalkan angin saja untuk berlayar, tetapi pada perkembangannya, Pinisi masa kini juga memasang mesin untuk mempercepat geraknya kapal. Meskipun sekarang sudah sedikit modern, terdapat beberapa tradisi syukuran yang harus dilakukan sebelum kapal dibuat dan berlayar lho. Penasaran?

“Jadi, pembuatan kapal Pinisi ini cukup unik Mas.” ujar Pak Basri. Menurut beliau, pembuatan 1 kapal Pinisi biasanya akan memakan waktu berbulan-bulan. Dan dalam pembuatan Pinisi, tidak 100% diselesaikan di darat, tapi sebagian diselesaikan di atas laut.

“Seperti memasang tiang, mengecat, dan dekor lainnya biasanya kami membuatnya diatas laut Mas. Jadi nggak harus 100% jadi dulu. Karena, jika di buat semua disini, kadang saat diatas laut jadi nggak imbang. Makanya, sebagian diselesaikan disini, lalu dilepas ke laut, dan dilanjutkan kembali pembuatannya.” ujar Pak Basri.

Nah, biasanya para pembuat kapal Pinisi melakukan tradisi syukuran sebelum proyek kapal Pinisi dimulai. Hal ini dimaksudkan untuk melancarkan proses pembuatan dan perjalanan si kapal Pinisi kelak. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pemotongan lunas atau bagian bawah kapal agar kapal pinisi tersebut merosot ke atas permukaan laut.

Gigih sekali ya para pembuat kapal Pinisi di Tanah Beru. Nilai-nilai Indonesia terlihat banget disana. Mulai dari kesabaran dan kegigihan mereka dalam menjaga tradisi, lalu gotong royong dalam membuat sebuah mahakarya, hingga kerendahan hati dalam memaknai filosofi tradisi yang sudah berlangsung sejak dulu. #MahakaryaIndonesia banget nih si Pinisi!