Periode ini diawali dekat tahun 1960- an kala mini computer serta mainframe diperkenalkan industri semacam IBM ke dunia industri. Keahlian menghitung yang sedemikian kilat menimbulkan banyak sekali industri yang memakainya buat keperluan pengolahan informasi( informasi processing). Konsumsi pc di masa ini diperuntukan buat tingkatkan efisiensi, sebab teruji buat pekerjaan- pekerjaan tertentu, mempergunakan pc jauh lebih efektif( dari segi waktu serta bayaran) dibanding dengan mempekerjakan berpuluh- puluh SDM buat perihal seragam.
Pada masa tersebut, belum nampak atmosfer kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah industri juga masih relatif sedikit. Mayoritas dari industri industri besar secara tidak langsung“ memonopoli pasar- pasar tertentu, sebab belum terdapat pesaing yang berarti. Nyaris seluruh perusahaan- perusahaan besar yang bergerak di bidang infrastruktur( listrik serta telekomunikasi) serta pertambangan pada dikala itu membeli fitur pc buat menolong aktivitas administrasinya tiap hari.
Keperluan organisasi yang sangat banyak menyita waktu pc pada dikala itu merupakan buat administrasi back office, paling utama yang berhubungan dengan akuntansi serta keuangan. Di pihak lain, keahlian mainframe buat melaksanakan perhitungan rumit pula dimanfaatkan industri buat menolong menuntaskan problem- problem teknis operasional, semacam simulasi- simulasi perhitungan pada industri pertambangan serta manufaktur.
► Masa Kemajuan Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi sudah bawa pc merambah masa- masa“ revolusi”- nya. Di dini tahun 1970- an, teknologi Komputer ataupun Personal Computer mulai diperkenalkan selaku alternatif pengganti mini computer. Dengan seperangkat pc yang bisa ditaruh di meja kerja( desktop), seseorang manajer ataupun teknisi bisa mendapatkan informasi ataupun data yang sudah diolah oleh pc( dengan kecepatan yang nyaris sama dengan kecepatan mini computer, apalagi mainframe). Khasiat pc di industri tidak cuma buat tingkatkan efisiensi, tetapi lebih jauh buat menunjang terbentuknya proses kerja yang lebih efisien. Tidak semacam halnya pada masa komputerisasi dimana pc cuma jadi“ kepunyaan individu” Divisi EDP( Electronic Informasi Processing) pada sesuatu industri, di masa kedua ini tiap orang di organisasi bisa menggunakan kecanggihan pc, semacam buat mencerna database, spreadsheet, ataupun informasi processing( end- user computing). Konsumsi pc di golongan industri terus menjadi gempar, paling utama didukung dengan alam kompetisi yang sudah berganti dari monompoli jadi pasar leluasa. Secara tidak langsung, industri yang sudah menggunakan teknologi pc sangat efektif serta efisien dibanding industri yang sebagian prosesnya masih dikelola secara manual.
Pada masa inilah pc merambah babak barunya, ialah selaku sesuatu sarana yang bisa membagikan keuntungan kompetitif untuk industri, paling utama yang bergerak di bidang pelayanan ataupun jasa. Teori- teori manajemen organisasi modern secara intensif mulai diperkenalkan di dini tahun 1980- an. Salah satu teori yang sangat banyak dipelajari serta diterapkan merupakan menimpa manajemen pergantian( change management). Nyaris di seluruh kerangka teori manajemen pergantian ditekankan berartinya teknologi data selaku salah satu komponen utama yang wajib dicermati oleh industri yang mau menang dalam persaingan bisnis. Tidak semacam pada kedua masa tadinya yang lebih menekankan pada faktor teknologi, pada masa manajemen pergantian ini yang lebih ditekankan merupakan sistem data, dimana pc serta teknologi data ialah komponen dari sistem tersebut.
Kunci dari keberhasilan industri di masa tahun 1980- an ini merupakan penciptaan serta kemampuan data secara kilat serta akurat. Data di dalam industri dianalogikan selaku darah dalam peredaran darah manusia yang wajib senantiasa mengalir dengan tertib, kilat, selalu, ke tempat- tempat yang membutuhkannya( strategis). Ditekankan oleh sebagian pakar manajemen, kalau industri yang memahami informasilah yang mempunyai keunggulan kompetitif di dalam area makro“ regulated gratis market”. Di dalam periode ini, pergantian secara filosofis dari industri tradisional ke industri modern terletak pada gimana manajemen memandang kunci kinerja industri. Organisasi tradisional memandang struktur industri selaku kunci utama pengukuran kinerja, sehingga seluruhnya diukur secara hirarkis bersumber pada divisi- divisi ataupun kementerian.
Dalam teori organisasi modern, dimana persaingan leluasa sudah menimbulkan customers wajib pandai- pandai memilah produk yang bermacam- macam di pasaran, proses penciptaan produk ataupun pelayanan( pemberian jasa) kepada pelanggan ialah kunci utama kinerja industri. Kondisi ini kerap diasosiasikan dengan istilah- istilah manajemen semacam“ market driven” ataupun“ customer base company” yang pada intinya sama, ialah kinerja industri hendak dinilai dari kepuasan para pelanggannya. Sangat jelas dalam format kompetisi yang baru ini, peranan pc serta teknologi data, yang digabungkan dengan komponen lain semacam proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya industri, manajemen, serta komponen terpaut yang lain, dalam membentuk sistem data yang baik, ialah salah satu kunci keberhasilan industri secara strategis. Tidak bisa disangkal lagi kalau kepuasan pelanggan terletak pada mutu pelayanan. Pada dasarnya, seseorang pelanggan dalam memilah produk ataupun jasa yang dibutuhkannya, hendak mencari industri yang menjual produk ataupun jasa tersebut: cheaper( lebih murah), better( lebih baik), serta faster( lebih kilat). Disinilah peranan sistem data selaku komponen utama dalam membagikan keunggulan kompetitif industri. Oleh sebab itu, kunci dari kinerja industri merupakan pada proses yang terjalin baik di dalam industri( back office) ataupun yang langsung bersinggungan dengan pelanggan( front office). Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses( business process) yang efektif, efisien, serta terkendali dengan baiklah suatu industri hendak mempunyai kinerja yang profesional.
Tidak heran kalau di masa tahun 1980- an hingga dengan dini tahun 1990- an nampak banyak sekali industri yang melaksanakan BPR( BusinessProcess Reengineering), re- strukturisasi, implementasi ISO- 9000, implementasi TQM, instalasi serta konsumsi sistem data korporat( SAP, Oracle, BAAN), serta lain sebagainya. Utilisasi teknologi data nampak sangat mendominasi dalam tiap program manajemen pergantian yang dicoba perusahaan- perusahaan