Epispadia adalah kelainan bawaan pada saluran kemih di mana lubang uretra pada penis terletak di bagian atas atau atas batang penis, bukan di ujungnya yang normal. Kelainan ini terjadi pada perkembangan janin selama kehamilan, ketika uretra tidak berkembang sepenuhnya atau tidak terletak pada posisi yang benar. Epispadia dapat terjadi dalam berbagai tingkat keparahan, mulai dari bentuk ringan hingga bentuk yang lebih parah.
Penyebab pasti epispadia belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini bahwa faktor genetik dan lingkungan dapat memainkan peran dalam perkembangan kelainan ini. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko epispadia meliputi:
1. Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan kelainan genetik atau riwayat keluarga dengan kasus epispadia dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kelainan ini.
2. Faktor Lingkungan: Paparan terhadap zat kimia tertentu selama kehamilan, seperti obat-obatan tertentu atau bahan kimia industri, dapat meningkatkan risiko perkembangan epispadia pada janin.
Epispadia dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan dan fungsional, termasuk:
1. Masalah Buang Air Kecil: Lubang uretra yang tidak terletak di ujung penis dapat menyebabkan masalah buang air kecil. Anak dengan epispadia sering mengalami inkontinensia (ketidakmampuan mengendalikan buang air kecil) karena sulitnya mengarahkan aliran urine dengan tepat.
2. Infeksi Saluran Kemih: Anak-anak dengan epispadia cenderung lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih karena uretra yang terbuka dapat memungkinkan bakteri masuk ke saluran kemih dengan lebih mudah.
3. Kesulitan Berdiri Kencing: Anak-anak dengan epispadia mungkin mengalami kesulitan atau ketidaknyamanan saat buang air kecil berdiri karena arah aliran urine yang tidak normal.
4. Masalah Seksual: Pada masa remaja dan dewasa, epispadia dapat mempengaruhi fungsi seksual, termasuk kesulitan mencapai dan mempertahankan ereksi, serta kesulitan dalam aktivitas seksual.
Penanganan epispadia melibatkan tindakan bedah untuk memperbaiki kelainan. Prosedur operasi biasanya melibatkan penutupan lubang uretra yang tidak normal dan pembentukan uretra yang normal di ujung penis. Bedah rekonstruktif juga dapat dilakukan untuk memperbaiki kelainan organ genital lainnya, jika diperlukan.
Perawatan jangka panjang untuk epispadia melibatkan manajemen infeksi saluran kemih, penggunaan kateter untuk membantu pengosongan kandung kemih, dan terapi pengendalian buang air kecil.